Jumat, 27 Agustus 2010

Ramainya Kota Denpasar Masa Kini, Apa Penyebabnya?

Denpasar, yang memiliki slogan "Kota Berwawasan Budaya" adalah salah satu kota besar di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi yang sangat pesat menjadikan Denpasar sebagai salah satu kota urban (kota tujuan masyarakat desa yang akan berpindah ke kota dengan harapan mendapat nasib yang lebih baik) di Bali dan Indonesia. Padahal, luas wilayah kota ini sangat kecil, bahkan paling kecil diantara 8 Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Bali. Walaupun begitu, Denpasar tetap menjadi pilihan setiap orang, karena Denpasar adalah "jantung", pusat pemerintahan, pusat perdagangan, dan pariwisata di pulau berbentuk "ayam bertelur" ini.

Dari hal tersebut, pemerintah dituntut untuk menciptakan Kota Denpasar yang tetap nyaman dan terhindar dari masalah kepadatan penduduk, karena semakin hari semakin banyak orang yang bermigrasi ke kota ini. Pemerintah harus bisa mengatur tempat hunian, tempat hiburan, fasilitas umum, dan lainnya agar arus kendaraan yang ingin ke tempat-tempat tersebut tidak berkumpul dalam satu titik. Sehingga, tidak ada jalan yang kelebihan beban (over load), sedangkan jalan lainnya lengang tanpa adanya orang.

Nah, untuk mengulas hal tersebut, pertama kita harus mengetahui apa saja penyebab dari kemacetan di kota Denpasar. Lalu, tentunya kita ingin mengetahui juga, apa saja upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan di kota ini. Semua itu terdapat dalam artikel ini. Maka dari itu, silahkan turunkan kursormu sedikit ke bawah dan lanjutkan membaca artikel ini, okay??

Penyebab Kemacetan di Kota Denpasar

a. Jumlah Kendaraan Bermotor yang Meningkat

Ini adalah faktor utama dari terjadinya kemacetan di kota-kota besar di Indonesia. Bagaimana tidak, semakin hari semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan, khususnya kendaraan pribadi, untuk pergi dari satu tempat ke tempat lainya, dalam jarak yang dekat ataupun jauh. Di Kota Denpasar sendiri, hampir di setiap jalan ramai orang berlalu-lalang dengan kendaraan pribadi roda dua ataupun roda empat. Memang, kendaraan pribadi lebih enak digunakan, karena dimiliki oleh seorang pribadi. Namun, tidak memungkinkan jika setiap orang menggunakan kendaraan sendiri, dengan fasilitas jalan yang tidak bisa diperluas lagi. Maka dari itu, kurangilah penggunaan kendaraan pribadi jika sedang bepergian seorang diri, apalagi dengan jarak yang relatif dekat.

b. Pengguna Jalan yang Tidak Taat Aturan

Seringkali, pengguna jalan tidak berbudaya tertib berlalu lintas, dan akhirnya terjadi kecelakaan. Kecelakaan ini sering menelan jiwa generasi muda Denpasar. Ini membuktikan, remaja-remaja kini sudah sering menggunakan kendaraan bermotor untuk berpergian, terutama bersekolah. Hal ini disebabkan oleh kasih sayang orang tua yang terlalu besar untuk anaknya, terutama diizinkannya membawa kendaraan bermotor sendiri dan adanya kelonggaran memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM). Padahal, undang-undang telah menyebutkan bahwa anak di bawah umur 17 tahun tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor sendiri. Tetapi, tetap saja, malah makin meningkat penggunaan kendaraan bemotor oleh siswa. Alasannya, karena rumah mereka jauh, dan orang tua sibuk, sehingga tidak dapat mengantar dan menjemput mereka. Juga, tidak adanya angkutan umum memadai yang menuju ke rumah mereka.

Selain tidak diindahkannya larangan membawa kendaraan di bawah umur, pengguna jalan juga kurang disiplin untuk memarkir kendaraannya. Masih sering terlihat kendaraan yang berhenti dan memarkir kendaraannya di ruas jalan. Hal ini juga dapat menimbulkan kemacetan, bahkan kemacetan parah jika pengguna jalan memarkir kendaraanya di ruas jalan yang sangat ramai.

c. Kondisi Jalan yang Sempit tetapi Banyak

Jalan-jalan di Kota Denpasar, sebagian besar adalah jalan tradisonal. Bahkan, jalan tradisional tersebut bisa terbagi lagi menjadi gang, dan gang tersebut bercabang lagi menjadi gang-gang lainnya yang sangat sempit. Sedangkan, pelebaran jalan sudah tidak lagi memungkinkan, karena sudah banyak rumah hunian tetap di sisi jalan tersebut, bahkan sudah berdiri sebelum dibuatnya jalan tersebut. Apalagi, jika terdapat galian jalan yang diadakan oleh sebuah instansi, jalan pun menjadi makin sempit. Alhasil, kemacetan pun tak bisa dihindarkan lagi.

d. Aktivitas Agama

Di UUD 1945, sudah disebutkan bahwa setiap WNI merdeka untuk memeluk agamanya masing. Begitu pula di Bali pada umumnya dan Denpasar khususnya. Tetapi, aktivitas keagamaan ini sering menyebabkan kemacetan. Contohnya, pemeluk Agama Hindu yang sedang melakukan Melasti, Ngaben, dan sebagainya. Atau, pemeluk Agama Islam yang sedang melakukan sholat Jumat dan pemeluk Agama Kristen yang melakukan sembahyang ke Gereja setiap hari Minggu. Akhirnya, ruas jalan pun yang digunakan sebagai lahan parkir, dan menyebabkan kemacetan panjang.

e. Kurangnya Angkutan Umum dan Kesadaran Masyarakat untuk Menggunakannya

Di Kota Denpasar, sebenarnya sudah banyak terdapat angkutan umum. Tetapi, karena penyebaran tempat hunian yang tidak terkumpul dalam satu titik menyebabkan perlunya angkutan umum yang dapat mencakup seluruh tempat di Kota Denpasar tanpa kecuali. Nah, ini adalah PR untuk pemerintah kota kita.

Ada juga satu hal yang menyebabkan angkutan umum masih kurang "naik daun" untuk digunakan seperti di luar negeri. Yaitu, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakannya. Walaupun mereka mengetahui ada angkutan umum yang memadai dan bisa digunakan untuk berpergian, tetapi mereka tetap memilih kendaraan pribadi. Untuk hal ini, diperlukan sosialisasi yang terus-menerus dari pemerintah, untuk meyakinkan masyarakat bahwa angkutan umum sudah nyaman dan enak untuk digunakan. Selain itu, menggunakan angkutan umum juga sudah membantu bumi dari ancaman pemanasan global, lho.

Nah, setelah kita mengetahui penyebabnya, apa saja langkah-langkah pemerintah dalam mengurangi kemacetan di Kota Denpasar tercinta ini? Untuk mengetahuinya, silahkan klik tulisan ini. Jangan biarkan nama baik Denpasar hancur hanya karena kemacetan!


Sumber :

Situs Resmi Pemerintah Kota Denpasar, www.denpasarkota.go.id

Sumber Gambar :

www.google.com

0 comments:

Posting Komentar